Barus yang dikenal sebagai bandar niaga dan kota perdagangan serta perdaban Islam nusantara,dizaman tempo dulu wilayahnya cukup luas terbentang mulai dari muara Kolang hingga perbatasan Aceh Singkil dan Parlilitan Pakkat Kab.Humbang Hasundutan.
Namun jika dilihat keberadaan Barus saat ini wilayahnya semakin menyempit tinggal hanya 11 desa dan 2 kelurahan,hal itu dikatakan Nahruddin Simatupang seorang pemerhati sejarah kepada RRI Kamis siang 3/8 di Barus.
Meskipun sudah semakin kecil lanjut Nahruddin,belakangan Barus yang masuk wilayah Kab.Tapanuli Tengah ini,semakin ramai dikunjungi para wisatawan regional,nasional dan mancanegara.
"Banyak hal yang masih perlu digali terkait ke kuno an Barus,seperti peninggalan sejarah purbakala berupa benda-benda kuno dan artefak hasil penelitian yang kini tersimpan disebuah rumah dikelurahan Pasar Batu Gerigis sekitar 100 meter dari Tugu Kilometer Nol Peradaban Islam Nusantara,belum ada tempat penyumpanan harta karun itu yang standart seperti museum atau gedung arkelog"ujarnya.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata religi kata Nahruddin yang akrab dipanggil Nahar ini,Barus agaknya perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari Pemerintah dan berbagai pihak,untuk membangun sarana prasarana infrastruktur serta fasilitas penunjang Pariwisata.
"Jika Barus cepat dibenahi dan ditata dengan baik,pastilah kota ini semakin menarik untuk dikunjungi, dan orang pasti semakin ramai datang," pungkasnya. (sumber)
Namun jika dilihat keberadaan Barus saat ini wilayahnya semakin menyempit tinggal hanya 11 desa dan 2 kelurahan,hal itu dikatakan Nahruddin Simatupang seorang pemerhati sejarah kepada RRI Kamis siang 3/8 di Barus.
Meskipun sudah semakin kecil lanjut Nahruddin,belakangan Barus yang masuk wilayah Kab.Tapanuli Tengah ini,semakin ramai dikunjungi para wisatawan regional,nasional dan mancanegara.
"Banyak hal yang masih perlu digali terkait ke kuno an Barus,seperti peninggalan sejarah purbakala berupa benda-benda kuno dan artefak hasil penelitian yang kini tersimpan disebuah rumah dikelurahan Pasar Batu Gerigis sekitar 100 meter dari Tugu Kilometer Nol Peradaban Islam Nusantara,belum ada tempat penyumpanan harta karun itu yang standart seperti museum atau gedung arkelog"ujarnya.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata religi kata Nahruddin yang akrab dipanggil Nahar ini,Barus agaknya perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari Pemerintah dan berbagai pihak,untuk membangun sarana prasarana infrastruktur serta fasilitas penunjang Pariwisata.
"Jika Barus cepat dibenahi dan ditata dengan baik,pastilah kota ini semakin menarik untuk dikunjungi, dan orang pasti semakin ramai datang," pungkasnya. (sumber)
Posting Komentar