Arkeologi

Galeri

Bisnis

Latest Updates

Aslinya Bangsa Arab Memang dari Yaman

November 15, 2022
Bangsa Arab Baidah. Bangsa Arab Baidah ini telah ada jauh sebelum Islam. Sejarah keberadaan mereka sangat sedikit yang dapat diketahui. Selama ini, cerita tentang mereka diketahui dari kitab-kitab Samawi, terutama Al-Qur’an dan syair Arab Jahili, seperti cerita tentang kauma *Ad dan kaum Samud. 

Menurut suatu keterangan, semula bangsa Arab Baidah ini mendiami daerah Babil di kawasan Asia kecil, kemudian mereka pindah ke Semenanjung Arab bagian utara. Bangsa Arab Baidah terdiri dari kabilah-kabilah, antara lain kabilah Ad, Samud, Tasm, Amaliqah, dan Jadis. Mereka inilah yang diduga keturunan asli dari bangsa Semit.


Bangsa Arab Baqiyah. Oleh para ahli sejarah bangsa Arab Baqiyah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu bangsa Arab Aribah atau Arab Qahtaniyah dan Arab Musta’rabah (Muta’arribah) atau Adnaniyah.

Arab Aribah adalah keturunan dari Qahtan yang di dalam Taurat disebut Yaqzan. Mereka mendiami wilayah Yaman. Kabilah-kabilah Arab Aribah ini antara lain adalah kabilah Jurhum, Kahlan, dan Himyar. Menurut catatan sejarah, mereka pernah berjaya mendirikan kerajaan-kerajaan besar yang melahirkan kebudayaan dan peradaban tinggi di zamannya.

Kerajaan Huristak Punya Dokumen Lengkap Lahan di Padang Lawas

Januari 24, 2019
Sumber
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Banyaknya orang yang mengaku-ngaku sebagai orang dekat atau keturunan kerajaan sebagai pemilik tanah di daerah kekuasaan Kerajaan Huristak membuat pihak kerajaan angkat bicara dengan menunjukkan surat-surat dokumen kerajaan yang asli.

Menurut Raja Huristak XII dari Kerajaan Padang Lawas, Patuan Daulat Sutan Palaon, Raja Huristak XII, Tondi Hasibuan, BA, MA saat ini di wilayahnya muncul pihak-pihak yang mengaku memiliki lahan yang menjadi kekuasaannya.

"Kerajaan Huristak ini sudah berdiri sejak tahun 1650. Nah, masalahnya di sana sekarang sudah banyak orang ngaku-ngaku bikin apa, bikin apa. Termasuk bikin akte. Padahal zaman itu belum ada akte berupa pengakuan dari pihak Belanda," terang Raja Tondi Hasibuan bersama ayahnya Patuan Barungun kepada para wartawan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Lalu Raja Tondi Hasibuan, memperlihatkan dokumen-dokumen Kerajaan Padang Lawas berupa surat-surat asli kerajaan Padan Lawas. "Ini ada beberapa dokumen yang mencakup tentang perhutanan dan hukum-hukum perhutanan Kerajaan Huristak, Padang Lawas. Jadi ada satu hikayat tentang Raja Sutan Gadu Mulia Tandang, Raja Kedua Huristak pada awal abad 17, " jelasnya.

Jauh sebelum Belanda datang, dalam Hikayat itu dijelaskan kalau dulu hutan-hutan Padang Lawas, Padang Lawar Utara, Rokan Ulu itu dalam penguasaan kerajaan.





Jadi dari jaman dahulu (abad 17) sudah dibikin perjanjian siapapun tidak boleh mengeluarkan hasil hutan, termasuk getah, batang, pohon. Tapi orang yang mendiaminya itu boleh mengambil buahnya tapi tidak boleh di jual keluar tanpa izin Raju Huristak.

Lalu hukum-hukum kehutanan itu terus diterapkan, karena jaman kerajaan dahulu ada hutan yang emang boleh dikelola untuk diambil hasil hutannya maupun ada yang dikelola untuk hutan berburu.

Awal abad 18 ketika Hindia Belanda pertama masuk ke Padang Lawas, itu diterbitkan juga hukum-hukum kehutanan yang sudah ada, dan itu agak bertentangan dengan hukum Belanda, karena menurut dokumen banyak benerapa hukum Belanda itu sebenarnya bertentangan sama hukum-hukum kehutanan kerajaan yang sudah ada.

Terdapat beberapa dokumen semacam dokumen protes bahwa dulu hukum hukum yang Belanda buat itu menurunkan derajat kerajaan, soalnya beberapa hukum kerajaannya di ubah.

Setelah itu pas jaman Hindia Belanda terus dikomunikasikan hukum hukum adab kerajaan yang jaman dahulu dan jaman Belanda, nah jaman Belanda itu mulai agak berubah hukumnya, nah ketika Belanda kalah perang sama Jepang tahun 1942, hukum hukum kehutanan itu kembali ke masa-masa kerajaan lagi, bahkan putera mahkota waktu itu Sutan Managor Hasibuan menjabat sebagai Menteri Tani, jadi hukum hukum kehutanan itu digabungkan juga dengan hukum pertanian dan hukum persawahan di bawah kendali Putera Mahkota Kerajaan.

Setelah jaman Jepang, bergabung dengan NKRI 1947, hutan hutan Padang Lawas ini terus sebenarnya masih dikelola walaupun hukumnya sudah bercampur, hukum kerajaan yang asli, hukum Belanda dan hukum Jepang dan hukum pemerintahan NKRI. Sampai tahun 1978, hutan hutan di Padang Lawas itu masih di bawah kendali Raja Huristan X, Sutan Managor Hasibuan.

Sekitan tahun 1980 an, hukum hukum itu sudah bercampur karena hutan yang dikelola terlalu luas dan ada campur tangan pemerintah Indonesia.

Setelah 1980, 1990, disitulah hukum hukum kehutanan itu bisa dibilang hilang, karena berganti dengan perusahaan perusahaan ini, tapi dikumen hukum hukum kehutanan lama sebelum Belanda datang, pas masa hikayat abad 17 dan surat pengelolaan kayu, dimana jaman Belanda, setiap kayu sudah diorganisir dengan baik, jadi setiap pemotongan kayu, setiap kayu yang keluar dari hutan sudah tercatat dengan rapih di jaman kerajaan, soalnya pas jaman kerajaan itu mereka ya memang pemerintahaan sendiri, jadi mengelola hutan dan kayu sudah ada aturannya sendiri. (sumber)


Napak Tilas Raja Huristak XII di Dua Kerajaan Besar Tanah Jawa

Sebuah perjalanan napak tilas baru saja dilakukan Raja Huristak XII, Patuan Daulat Sutan Palaon, Tondi Hasibuan.

Perjalanan napak tilas yang disebutnya sebagai rangkaian ‘Tour de Java'  ini dilakukannya untuk memenuhi sejumlah undangan dari beberapa kraton di tanah Jawa yang juga terkait dengan perayaan Malam 1 Syuro.

“Undangan pertama tanggal 9-10 September 2018 di Keraton Galuh Ciamis. Disana, salah satu acaranya adalah memukul Gong Perdamaian Dunia dan acara Diwara Galuh 2018 di situs bekas kerajaan Galuh, Karangkamulyan. Lalu berlanjut pada 10-11 September 2018 menghadiri undangan di Kraton Solo. Di situ kami bertemu dengan Sinuhun Pakubuwono XIII dan keluarga besar ketika acara Kirab Pusaka Kraton Surakarta Hardiningrat,” ujar Raja Huristak XII Tondi Hasibuan di Jakarta, kepada Tribunnews.com baru-baru ini.

Lanjutnya, bertepatan Malam 1 Syuro pada 10 September, yang juga bertepatan dengan ulang tahunnya yang dirayakan di Hotel Prince Sahid, yang juga bekas rumah Pangeran Solo jaman dulu, Tondi kedatangan utusan dari Pakubuwono XIII yaitu Ketua Umum Yayasan Kole Cokro, pengacara pribadi Sinuhun Pakubuwono XIII beserta keluarga. Ada juga perwakilan dari Trah Pangkubuwono I, perwakilan dari Pura Mangkunegaran, perwakilan dari Kasepuhan Majapahit dan Kasepuhan Ponorogo.

“Semua acaranya kayak nyambung, mulai dari Galuh, Solo dan terakhir ada acara Ruwat Agung Suwantoro 2018 selama empat hari. Dimulai dari Festival Mocopat, acara 1 Syuro dan terakhir Kirab Agung dengan tema ‘Digdaya Mahapatih Gajahmada 2018’,” jelas Tondi Hasibuan.

Di rangkaian acara terakhir di Mojokerto ini, Tondi berkesempatan bertemu dewan adat Majapahit yang dipimpin Hari Utomo. Ia juga berkesempatan bertemu juga dengan Bupati Mojokerto serta Kasepuhan Kedaton Majapahit yang dipimpin Eyang Seto.

Tondi menyebut, ‘Tour de Java’  ini seperti perjalanan napak tilas di masa lalu ke dua kerajaan besar di tanah Jawa yakni Galuh dan Majapahit.

“Saat di Galuh, pihak Kraton Galuh mengajak saya beserta keluarga untuk ke situs Karang Kamulyan yang bekas lokasi kraton Galuh. Di situs ini di masa lalu ada jalan setapak yang bermuara ke sungai dan langsung menuju ke Majapahit. Jadi jaman dulu, bisa dari Galuh ke Solo terus ke Trowulan di Mojokerto lewat sungai,” pungkas Raja Huristak XII Tondi Hasibuan. (sumber)

Di Pekalongan, Ada Situs Wisata Berusia 2 Juta Tahun

Desember 12, 2018
ilustrasi
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan tak hanya terkenal dengan sentra penghasil durian.

Namun juga terkenal dengan beberapa situs sejarahnya.

Seperti lokasi wisata watu bahan, yang baru dibuka dua tahun lalu, kawasan Watu Bahan yang dinyatakan telah ada sekitar duajuta tahun lalu kini menjadi magnet pariwisata baru di Kabupaten Pekalongan.

Di kawasan watu bahan, ribuan batu berbentuk segi lima memanjang bakal ditemukan pengunjung sepanjang lokasi.

Bahkan mitos tentang adanya kota yang hilang di lokasi tersebut menjadikan daya tarik tersendiri.

Dijelaskannya Setyaji ketua Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Lemah Abang, wisata Watu Bahan dibuka pada 2016 oleh masyarakat sekitar desa.

"Memang dari dulu sudah ada, bahkan dari jaman nenek moyang kami. Namun beru 2016 lalu dibuka. Keunikan dari wisata Watu Bahan karena banyak batu besar berbentuk segi lima, seperti batu yang akan digunakan untuk membangun candi atau rumah jaman dahulu," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/12/2018).

Terkait cerita dibalik munculnya batu-batu di lokasi Watu Bahan, Setyaji belum mengetahui secara pasti.

Namun mitos dari leluhur batu tersebut akan digunakan untuk membangun Masjid. (selanjutnya)

Ditemukan Bukti Bacaan Tahlil di Manuskrip Berusia 200 Tahun Buatan Kiyai Jawa

September 10, 2018
ilustrasi
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Sebuah manuskrip buatan kiyai di jawa ditemukan mengandung amalan tahlil yang sekrang menjadi kebiasaan orang Indonesia dalam mengantar jenazah ke pemakaman.

Hal itu tertungkap dalam sebuah akun di twiiter.

"Manuskrip tahlil usia 200 tahun ditemukan oleh Kiai Muhammad Rofi'i Ismail Mojokerto Jawa Timur. Bacaan tahlil dan shalawatnya persis dg yg ada sekarang. "Ratib Kang Dilampahake Kiai Pondok Tegal Sari (Ponorogo) Tahun 1722 M”. Wajar kalau tahlil disebut ada sejak Wali Songo.," tulis akun tersebut.

Berikut postingannya:


Kitab Bustanussalatin Mengandung Nama Tempat dan Sultan Karo, Khususnya Haru

Mei 07, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Kitab Bustanussalatin diyakini mengandung berbagai informasi tempat dan raja-raja dari Marga Karo.

Kitab ini dikarang di Aceh dan menceritakan nama-nama di penguasa di sana. Di samping itu disebut juga beberapa tempat dan kerajaan di Sumatera Utara.

Ulama Aceh Ar Raniri dalam “Bustanussalatin”(1640 M) menyatakan bahwa GURI itu dahulu bernama HARU.

Markas Sultan Imperium Melayu Riau-Johor Sultan Alauddin Riayatsyah-II di Haru (1540 M) ialah di “Siberaya Qendu”.

Baca sumber

Koleksi Pribadi Barang Anti Nenek Sania di Barus

April 25, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Beberapa kolektor pribadi Barus masih menyimpan barang antik yang mempunyai nilai sejarah.

Salah satunya Rumah Nenek Sania di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ini.

Lihat video beriut mulai dari meit ketujuh

Mengenal Museum Perkebunan di Medan #Sumut

April 08, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Museum ini terletak di jalan Brigjen Katamso No 53 Medan dan kemudian menjadi sebuah museum perkebunan di Sumatera Utara yang diresmikan pada tanggal 10 Desember 2016. Sebenarnya ide awal ini dari salah seorang tokoh perkebunan nasional yaitu Soedjai Kartasasmita bahwa Indonesia perlu memiliki sebuah museum mengenai perkebunan.

Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Perkebunan Indonesia yang berlokasi di gedung milik pusat penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Museum ini sangat sederhana karena hanya menampilkan visualisasi dari sejarah perkebunan di Indonesia. Dengan datang ke museum ini, masyarakat juga harus tahu sejarah mengapa negara kita disebut negara agraris hingga kini. Selain menambah pengetahuan pengunjung seputar perkebunan, di Museum tersebut pengunjung dapat mengetahui sejarah panjang perkebunan Indonesia dari zaman kolonial hingga kini.

Sejak jaman kolonial Sumatera Utara sudah terkenal sebagai salah satu sentra penghasil perkebunan di Indonesia bahkan riset perkebunan pertama terdapat di provinsi itu, diantaranya tembakau. Perkebunan tembakau ini juga dikenal sebagai penghasil pembungkus cerutu terbaik di dunia pada masa kolonialisme. (baca selanjutnya)

Museum Kelinci Unik

April 08, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Buat kamu pencinta berat Kelinci, kamu harus datang ke Museum Kelinci di Pasadena, California, Amerika ini. Museum yang dibuka bula Desember 2016 ini memiliki ribuan benda koleksi berbentuk Kelinci.

Tentunya ada juga Kelinci hidup yang dipelihara disana. Kelinci-kelinci ini dengan senang hati bermain dengan para pengunjung di sana.

The Bunny Museum yang memproklamirkan diri sebagai "tempat paling kelinci di dunia" ini pada dasarnya adalah rumah pribadi Candace Frazee dan Steve Lubanski. Mereka berdua telah mengumpulkan lebih dari 30.000jenis benda berbentuk kelinci. Dari perabotan, perlengkapan lampu, dan peralatan dapur hingga buku dan peralatan mandi.

Tempat ini memiliki koleksi kelinci terbesar di dunia, belum lagi hewan peliharaan kelinci asli yang berkeliaran di sekitar rumah dan sangat menggemaskan!

Museum yang buka setiap hari dari jam 12 Siang hingga jam 6 sore ini memiliki sejumlah sertifikat penghargaan dunia. Diantaranya dari Guinness Book of World Record dan Ripley’s Believed or Not.  (sumber)

Museum Kematian, Seperti Apakah?

April 08, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Bagi traveler yang menyukai cerita mistis, sepertinya bisa mencoba berkunjung ke Museum Dead Soul.

Berada di Roma, Museum Dead Soul adalah sakristi di gereja kuno del Sacro Cuore del Suffragio.

Sebelum mengunjungi museum ini, semua wisatawan harus mendapatkan izin dari pastor, seperti dilansir TribunTravel.com dari laman orangesmile.com.

Jangan merasa khawatir, hal ini hanya formalitas dan menjadi keunikan darui kunjungan ke museum.

Setiap harinya wisatawan mengunjungi museum ini danga satu tujuan.

Kebanyakan turis yang datang ke Museum Dead Soul merasa penasaran mengenai keberadaan akhirat dan keberasaan roh yang telah meninggal.

Museum unik ini menawarkan beragam pameran yang kebanyakan berhubungan dengan legenda yang manarik atau narasi tentang hantu.

Beberapa benda yang dipamerkan di antaranya jejang tangan hantu, papan lantai yang terdapat telapak kaki, buku-buku bekas jejak dan tanda aneh.

Menurut kepercayaan Katolik, jiwa yang terdampar api penyucian akan sampai dan menebus dosa-dosanya, tapi bisa mempercepat pendakaiannya menuju surga malalui doa dari orang-orang terkasih yang masih ada di Bumi.

Museum Paling Aneh dan Terburuk di Dunia

April 08, 2018
MUSEUM DAN GALERI MAHMUN SYARIF MARBUN -- Museum adalah institusi permanen yang melayani kebutuhan publik dengan cara melakukan usaha pengoleksian, meriset, mengkomunikasikan dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat.

Biasanya museum digunakan untuk kebutuhan pendidikan atau kesenangan semata.

Karena itu museum bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis dan dokumentasi tentang ciri khas masyarakat tertentu.

Benda-benda yang disimpan di museum biasanya memiliki hubungan dengan sejarah.

Selain itu, museum juga menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan kesenian dan budaya tertentu.

Salah satu museum yang terkenal di dunia adalah Egyption Museum.

Museum yang terletak di Kairo, Mesir ini berisi berbagai koleksi antik dari peradaban Mesir kuno.

Di dalam museum ini ada lebih dari 120.000 benda yang tersimpan, termasuk 27 mumi dari Kerajaan Fir'aun.

Museum ini pernah ditutup pada tahun 1981 dan dibuka kembali pada 1985.

Selain Egyption Museum, masih ada beberapa museum aneh lainnya yang jarang diketahui.

Baca selanjutnya

Beberapa Tulisan Arab di Bendera Sisingamangaraja

April 01, 2018
GALERI & MUSEUM MAHMUN SYARIF MARBUN -- Akademisi dari Hawaii, Uli Kozok, dalam akun Facebooknya, menampilkan beberapa simbol dan bacaan yang disebutnya berada dalam bendera Sisingamangaraja yang disita oleh Belanda.

Baca: Tulisan Arab di Stempel Sisingamangaraja

Simbol-silmbol tersebut, berhurufkan Arab/Jawi dan dia meminta followernya untuk ikut memecahkan teak-teki di balik simbol-simbol tersebut.

Para pembaca menyebutnya sebagai wifiq ada juga menyebutnya sebagai wifiq. (baca selanjutnya)

Saat Koleksi Pribadi Pejabat Dilelang DJKN

Februari 27, 2018
ilustrasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan akan menyelenggarakan lelang sukarela sejumlah koleksi pribadi milik Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri dan Menteri Kebinet Kerja serta beberapa pejabat negara lainnya. Ini dilakukan DJKN dalam rangka memperingati 110 tahun lelang Indonesia.

Peserta lelang ini berjumlah 18 orang yang akan menjual barangnya mulai dari Wakil Presiden serta Menteri Kabinet Kerja serta Direktur Bank BUMN lainnya.

"Lelang ini bersifat sukarela yang barang-barangnya merupakan koleksi pribadi," ungkap Direktur Lelang DJKN Lukman Effendi di Jakarta, Senin (26/2/2018).

Menurutnya, lelang sukarela akan digelar pada Rabu, 28 Februari 2018 di Gedung Galeri Nasional Indonesia mulai pukul 10.00 WIB. Adapun barang yang dilelang merupakan barang yang memiliki arti khusus bagi pemiliknya.

Selanjutnya

Koin Koleksi Museum dan Galeri Mahmun Syarif Marbun a.k.a Museum Paju Marbun di Pakkat

Februari 19, 2018


Salah satu item yang akan tersedia di Museum dan Galeri Mahmun Syarif Marbun atau Museum Paju Marbun di Pakkat Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, adalah display koin.

Display koin itu baik yang sudah mempunyai nilai sejarah juga koin-koin yang dihimpun dari luar negeri oleh anak-anaknya yang kuliah di berbagai negara.

Salah satu contohnya adalah seperti koin-koin di atas.

Museum ini masih merupakan konsep dan akan dibuka secara resmi apabila segara administrasi dan koleksi terkumpul dengan baik.

Semakin Banyak Struktur Maya Kuno Ditemukan di Guatemala

Februari 19, 2018
Dengan menggunakan metode sinar x, ilmuwan telah berhasil memindai struktur kota-kota hasil peradaban Maya kuno di bawah tanah.

Kota-kota itu diperkirakan terkubur di dalam hutan belantara di Guatemala, Amerika Selatan.

Diperkirakan, kaum Maya telah menciptakan peradaban yang tinggi saat itu.

Lihat selengkapnya
 
Copyright © Museum Paju Marbun. Designed by OddThemes